Jumat, 31 Desember 2010


Apresiasi dari Temu Sastarwan Indonesia III yang diadakan di Kota Tanjungpinang pada tanggal 18-20 Oktober 2010 telah melahirkan sebuah buku antalogi cerpen dengan tema Ujung Laut Pulau Marwah. Cerpen-cerpen di dalam buku ini memiliki keragaman ekspresi yang sungguh jamak. Cerpen warna lokal di antaranya masih tampak dijadikan andalan lantaran memang memberi banyak kemungkinan, lihat saja cerpen bermuatan lokal Betawi, Melayu, Timor, Madura dan Minang disini. Meski jauh belum terlalu jauh dieksplorasi, namun sudah cukup menunjukkan bahwa lokalitas memberi kebergairahan penciptaan yang tak kunjung padam. jika setia digeluti, perangkat semacam ini niscaya akan menjadi pembeda dengan cerpen umumnya. Apa yang dilakukan mencerminkan masih ada ruang eksplorasi yang luas bagi penulis Indonesia yang diuntungkan oleh, antara lain, ragam budaya kita yang kaya.
Buku tersebut memuat 33 cerpen yang terpilih dari seluruh Indonesia, antara lain :
1. Tuan Guru Sulaiman (Adi Arwan Alimin)
2. Kemaraupun Singgah di Kampung Kami (Agustinus Wahyono)
3. Di Ujung Simpul Rafia (Andri Mediansyah)
4. Kabut Kembahang (Arman AZ)
5. Seperti Natnitnole (Benny Arnas)
6. Babad Mejayan (Beni Setia)
7. Djali-Djali Bintang Kedjora (Chairil Gilang Ramadhan)
8. Kembalinya Anakku yang Hilang (Endang Purnama Sari) Baca Cerpennya Disini
9. Anggorok dan Anggodot (Fahrudin Nasrullah)
10. Semburan Petang di Lagoi
11. Koleksi 932013 : “Fina Sato” (Fina Sato)
12. Kisah Si Pemotong Rumput (Gol A Gong)
13. 15 Hari Bulan (Hasan Al Banna)
14. Perempuan Petelur (Iggoy el Fitra)
15. Setelah Rumah (Indrian Koto)
16. Hamsat Mencuri Jambu Klutuk (Idris Pasaribu)
17. Lelaki dengan Kopiah Resam (Koko P.Bhairawa)
18. Senandung Perih Dendang Saluang (M. Raudah Jambak)
19. Ujung Laut Perahu Kalianget (Mahwi Air Tawar)
20. Bai Liang (Marsel Robot)
21. Sendal Jepit Yong Dolah (Maswito)
22. Pacar Elektrik (Miral Shamsara Ratuloli)
23. Melawan Rumput (Mustofa W.Hasyim)
24. Lingkaran Luka (Panda MT Siallangan)
25. Tanam Pinang Tumbuh Gading (Pion Ratulolly)
26. Kucing Tua (Ragdi F. Daye)
27. Bentan (Riawati Elyta)
28. Musim Ikan (Sunlie Thomas Alexander)
29. Aroma Bangkai di Depan Rumah Mantan Penghulu (Tarmizi Rumahhitan)
30. Kecapi Terakhir di Malam Minggu (Thompson Hs)
31. Tetangga Baru (Unizara)
32. Malina Dalam Bus Tua (Yetti A.KA)
33. Air Mata Lelaki Tua di Barak Pengungsi (Yoss Gerard Lema)

Read More......

Rabu, 22 Desember 2010

SELAMAT HARI IBU....

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas . . . . . . . .
Ibu . . . ibu . . .

Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku

Dengan apa membalas . . . . . . .
Ibu . . . ibu . . .


(Iwan Fals) Download lagunya disini

Read More......

Jumat, 17 Desember 2010

Collages

Read More......

SELAMATKAN LAUT KITA.wmv

Read More......

Kamis, 09 Desember 2010

ASYIKNYA MEMANCING....

Sore itu, walaupun angin agak sedikit kencang namun tak menyurutkan semangat teman-teman untuk tetap turun memancing. Sekitar pukul 17.00 WIB kami berangkat dengan rombongan.
Walaupun kondisi badan agak tidak vit tapi melihat semangat mereka membuat kondisi badanku agak membaik.
Sotong yang baru di pancing ternyata rasanya luar biasa uenaknya. dagingnya kenyal dan manis...hmmm. Beda dengan yang biasa kita beli di pasar.

Daerah tempat kami memancing memang agak jauh dari daerah pemukiman. Kearah laut sebelah utara desa Pancur.
Walaupun memancingnya dari atas kelong namun rasanya sangat menyenangkan. Aku memang tidak terlalu hobby memancing, tapi ternyata kegiatan satu ini adalah suatu hal yang mungkin bisa menghilangkan rasa lelah sejenak dari jenuhnya dunia kerja. Teman-teman begitu antusias.
Tidak hanya beberapa ekor sotong tapi juga ikan kami dapatkan dan rasanya sungguh nikmat setelah di goreng. Sambil menanti para pemilik kelong mengangkat hasil tangkapannya kami terus menambah hasil pancingan. Sungguh menyenangkan.
Dan akhirnya jaring itu diangkat dan baru kali ini aku melihat bagaimana orang menangkap ikan teri hingga akhirnya bisa di jual.
Karena sudah malam akhirnya kami memutuskan untuk pulang.




Read More......